Minggu, 10 Agustus 2008

“….Selamat Datang Para Penoreh Sejarah!!”

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Subhanallah walhamdulillah walailaha illallah Wallahu Akbar

Tiada kata yang pantas terucap teruntuk teman-teman mahasiswa baru selain ahlan wa sahlan dan selamat datang di kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Selamat memasuki dunia baru teman-teman…, selamat berinteraksi dengan suasana baru…, selamat memiliki teman baru… dan yang terpenting adalah selamat mencetak sejarah baru bagi kehidupan ini…

Mengapa saya ungkapkan teman-teman harus bisa mencetak sejarah baru..? karena teman-teman adalah pemuda,dan pemuda dalam setiap perputaran sejarah adalah sosok-sosok yang senantiasa menghadirkan perubahan dan menorehkan tinta emas dalam panggung sejarah yang gilang gemilang.

Ibrahim muda adalah sosok revolusioner yang menumbangkan keangkuhan angkara Raja Namrudz. Sejarah meneruskan catatannya dengan menorehkan nama seorang pemuda Ibrani bernama Musa yang dengan penuh keberanian menumbangkan kuasa Fir’aun. Sejarah juga mencatat bagaimana seorang Napoleon muda bisa merebut kekuasaan Rezim Louis di Prancis. Atau yang terdekat adalah bagaimana lontaran-lontaran tajam dari mulut Soekarno muda membuat Belanda ringkih dan membuangnya ke pengasingan. Atau teman-teman bisa melihat bagaimana kolaborasi semangat pemuda pada aktivis 66 dan 98 dengan begitu gemilang menumbangkan tirani di negeri ini. Semuanya adalah rentetan kegemilangan pemuda dalam sejarah. Dan..mereka semua adalah pemuda…teman-teman juga pemuda, maka tiada kemustahilan jejak mereka diteruskan. Oleh siapa..? siapa lagi kalau bukan teman-teman..

Ya.., sosok-sosok itu yang saya harapkan ada dan saya YAKIN itu ada pada diri teman-teman semua. Saya yakin kedatangan teman-teman ke sini, ke Kampus UIN ini adalah membawa sebuah tekad untuk mencetak sejarah itu. Setidaknya teman-teman sudah merasa yakin bahwa ini adalah pilihan terbaik teman-teman dan kalau belum ..yakinilah..! karena tiada yang tidak mungkin bagi seorang pemuda selain keberhasilan dan kesuksesan. Saya yakin masuknya teman-teman ke UIN ini adalah jalan menuju ke sana, yakni kepada kesuksesan yang telah teman-teman cita-citakan..

Saat ini status teman-teman sudah berubah. Teman-teman telah menjadi seorang MAHASISWA yang ‘kastanya’ lebih tinggi (bahkan paling tinggi)daripada siswa. Tentu dimanapun teman-teman berada status ini harus menjadi sebuah kata kunci bagi sebuah motivasi untuk maju dan sukses. Dan keberadaan teman-teman di sini yakinilah adalah jawaban. Tunjukanlah.. bahwa teman-teman bisa mencapai keberhasilan itu di sini, di kampus ini..!! Tunjukanlah..bahwa teman-teman bisa mencapai kesuksesan itu di sini, di kampus ini..!! Tunjukanlah..bahwa teman-teman bisa mencapai kegemilangan itu di sini, di kampus ini..!! Dan Tunjukanlah bahwa teman-teman bisa menorehkan sejarah itu di sini…di kampus ini…!

Saya… mewakili segenap keluarga besar Lembaga Dakwah Mahasiswa (LDM) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, menyambut teman-teman mahasiswa baru semua di kampus ini, kampus peradaban yang akan senantiasa menorehkan kegemilangan.

Selamat Datang…!!!

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!!!

Arif Muflihin (LDM UIN SGD Bandung/MD 05)

SELAYANG PANDANG LDM UIN Bandung

Menebar Syi’ar Dakwah, Mengabdi dengan Ukhuwah

LDM merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam bidang dakwah dan sosial, dimana ruang lingkup aktivitasnya tidak hanya bergerak dalam kampus saja, akan tetapi masyarakat luas juga menjadi lahan aktivitas dakwah LDM. Dengan Visi Menjadi unsur perubah menuju terciptanya masyarakat kampus dan sekitarnya yang berpegang teguh pada nilai-nilai Al-Qur’an dan As-Sunnah, LDM senantiasa memberikan pelayanan optimal dan maksimal kepada msyarakat kampus juga masyarakat sekitar.

Berdiri sejak 1 Juni 1988 bertepatan dengan 16 Syawal 1408 H, di usianya yang ke 20 tahun LDM tetap konsisten menjadi UKM yang bergerak di bidang dakwah dan senantiasa dalam menarik partisipasi banyak mahasiswa di UIN Sunan Gunung Djati Bandung untuk bergabung di dalamnya. Tercatat hingga saat ini LDM menjadi salah satu UKM dengan jumlah anggota terbanyak di UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan jumlah anggota sekitar + 200 orang tiap tahunnya.

Memprioritaskan program pada pembinaan, pelayanan, peningkatan kapasitas diri dan pendayagunaan potensi, LDM bertujuan membentuk karakteristik mahasiswa yang memiliki multikapasitas baik itu secara intelektual, sosial, dan spiritual. Sehingga terwujudnya karakteristik Rabbani yakni manusia yang ajeg dalam setiap unsur dalam dirinya.

LDM memiliki beberapa program unggulan yakni:

a. GeMA Baru LDM (Penerimaan Anggota Baru LDM)

b. Islamic Tutorial Group /ITG (Pembinaan Keislaman Terpadu)

c. ITG.Com (Kompetisi antar kelompok ITG)

d. SYAQURA (TamaSYA Qur’an RAme-rame)

e. KURMA (Kumpulan Rutin Muslimah)

f. Dauroh Du’at (Dauroh Kepemimpinan Pemuda Islam)

g. TKA Az-Zahra

h. Pekan Ramadhan Kampus (PERAK)

i. Semarak LDM

j. Dauroh Ijtimaiyyah (Bakti Sosial dan Pembinaan Masyarakat)

k. Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus Nasional (FSLDKN)

l. Seminar-seminar Ilmiah (keislaman, ekonomi, intelektual dsb)

m. Dan sebagainya

Periode Kepengurusan Masa Jihad 2008-2009, LDM tampil dengan wajah baru dengan senantiasa menghadirkan ukhuwah sebagai motto dan paradigma serta pelayanan optimal dan maksimal kepada civitas akademika UIN SGD Bandung dan masyarakat sekitar. LDM siap menampung aspirasi sahabat-sahabat mahasiswa baru UIN SGD Bandung untuk bergabung bersama mewujudkan kampus dan masyarakat sekitar yang Islami.

Struktur Organisasi LDM Masa Jihad 2008-2009

Ketua Umum : Arif Muflihin (MD 05)

Sekretaris Umum : Dendi Rohman (P.Bio 06)

Badan Ekonomi dan Keuangan

Ketua : Slamet Riyanto (PAI 06)

Bendahara Umum : Gina Restiyana (P.Bio 06)

Bidang-Bidang

Pembinaan Sumber Daya Insani (PSDI)

Ketua : Suhendar (PAI 05)

Sekretaris : Nurul Fitri (P.Kim 07)

Syi’ar Dakwah dan Pengabdian Masyarakat (SDPM)

Ketua : Arif Permana (T.Pert 06)

Sekretaris : Dwi Suprihatini (PAI 05)

Muslimah

Ketua : Weni Pertiwi (PAI 05)

Sekretaris : Halimatul Wara’ (P.Fis 06)

Biro-Biro

Biro Pelayanan Masjid

Koordinator : Kusrin (PAI 06)

Lisnawati Indri (P.Bio 06)

Biro FSLDK

Koordinator : Adi Suantika (T.Pert 07)

Lina Herlina (PAI 06)

Badan Semi Otonom

TKA Azzahra

Kepala Sekolah : Baek Mubarokah (KI 05)

Koordinator : Irfan Hilmi Sya’bana (PAI 05)

TPM PT Chakra

Ketua : Asep Saepul M (PAI 04)

Lembaga Dakwah Mahasiswa Fakultas (LDMF)

LDMF Tarbiyah dan Keguruan

Ketua : Suhendar (PAI 05)

LDMF Syari’ah dan Hukum

Ketua : Muhammad Akbar (MKS 07)

LDMF Dakwah dan Komunikasi

Ketua : Lega Sutari Furnama (Jurn 07)

LDMF Ushuludin, Adab dan Humaniora

Ketua : Rohyan Febriadi (SPI 05)

LDMF Psikologi, Sains dan Teknologi

Ketua : M.Adi Khairul Anshari (IF 06)

Syuro yang mendewasakan

1. Harus ada keikhlasan dan nuansa spiritual yang kental sehingga setiap orang merasa bahwa pendapat-pendapatnya akan mempengaruhi kehidupan orang lain.

2. Harus ada semangat kebebasan dan kesetaraan yang memungkinkan setiap orang berpendapat tanpa merasa sungkan atau segan dengan seseorang yang lain.

3. Harus ada tradisi ilmiah yang kokoh, dimana kesantunan, rasionalitas, dan objektivitas, dan metodologi serta data empiris dijunjung tinggi.

4. Harus ada kelapangan dada yang memadai untuk dapat menampung berbagai perbedaan pendapat, sehingga keragaman menjadi sumber dinamika dan pertumbuhan, bukan malah sebagai sumber konflik dan perpecahan.

5. Harus ada manajemen waktu yang efektif untuk menjamin bahwa setiap masalah mendapat jatah waktu yang layak untuk pembahasan, dan setiap orang mendapat kesempatan yang cukup untuk menyampaikan pikiran-pikirannya.

6. Harus ada semangat instrospeksi yang cukup untuk menjamin kita tetap objektif memandang diri kita sendiri, tidak terjerumus dalam pengkambinghitaman, fitnah, dan konflik antarindividu.

7. Harus ada sikap natural dan wajar dalam memandang kesalahan-kesalahan yang kita lakukan sendiri. Kita tidak perlu merasa bersalah secara berlebihan. Merasa bersalah itu penting, tapi berlebihan dalam perasaan bersalah juga negatif.

8. Harus ada sikap proporsional dalam tafsir konspirasi, sehingga kita tidak perlu membuat musuh kelihatan terlalu digdaya karena selalu sukses dalam konspirasinya atau membuat kita bersikap defensif karena terlalu berhati-hati.

9. Harus ada pandangan masa depan yang visioner karena keputusan-keputusan kita hari ini merupakan inpur yang outputnya akan muncul beberapa tahun kemudian. Kita akan membayar harga terlalu mahal jika tidak meletakkan persoalan-persoalan strategis kita hari ini dalam kerangka visi masa depan yang jelas dan kuat.

Mekanisme Syuro

1. Syuro dihadiri oleh minimal 50% personil dept./biro./panitia.

2. Agenda syuro harus jelas dan disosialisasikan minimal satu hari sebelumnya, kecuali agenda-agenda yang penting dan mendadak untuk segera direspon.

3. Agar syuro berjalan efektif, maka masing-masing anggota menyiapkan usulan, ide, gagasan ataupun solusi sesuai agenda syuro yang akan dibahas dan untuk dibawa ke forum.

4. Keputusan-keputusan yang dapat merubah sistem ataupun konsep serta hal-hal yang dianggap fundamental akan sah jika memenuhi kuorum 1/2n+1.

5. Ketidaksanggupan dalam menghadiri syuro tidak menjadi alasan untuk tidak berkontribusi. Kontribusi bisa diberikan dengan menitipkan pada anggota yang hadir. Dan menerima segala keputusan yang telah diambil dalam syuro.

6. Pengurus yang tidak hadir wajib berinisiatif menanyakan informasi mengenai syuro yang telah berlangsung, minimal mengenai:

§ Waktu dan tempat syuro selanjutnya.

§ Agenda-agenda syuro yang telah dibahas.

§ Agenda-agenda syuro yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

§ Iqob apa yang harus diterima bagi mereka yang tidak hadir.

7. Bagi yang berhalangan hadir atau akan terlambat dalam mengikuti syuro, wajib memberitahukan kepada pimpinan syuro dalam tempo minimal 2 jam sebelum syuro. Setelah itu, dianggap tidak izin dan akan dikenai iqob.

8. Setiap syuro dilakukan pencatatan jurnal syuro sesuai dengan format:

§ Tempat, hari dan tanggal

§ Presensi

§ Jam dan durasi waktu pembahasan

§ Agenda

§ Pembahasan agenda

§ Kesimpulan

§ Tempat, jadwal dan agenda syuro selanjutnya

9. Sarana syuro yang mesti ada dan disiapkan:

§ Hijab

§ Papan tulis

§ Spidol

§ Penghapus papan tulis

10. Dalam pembahasan agenda syuro, mesti ditentukan pembatasan pembahasan.

11. Syuro harus memiliki output/hasil yang jelas

§ Konseptual dan atau

§ Operasional (untuk hasil berupa kesepakatan operasional, PJ-nya harus jelas)

12. Alur syuro:

§ Pembukaan

a) Prolog (minimal basmalah dan shalawat)

b) Tilawah

c) Taushiyyah/Kultum

§ Pembahasan

a) Penentuan agenda syuro (rencana agendaàusulan agendaàfiksasi agenda)

b) Skala prioritas pembahasan

1. Agenda mendesak (urgen) & penting

2. Agenda mendesak (urgen & kurang penting

3. Agenda penting & kurang mendesak

c) Pembahasan agenda point per point

1. Pendefinisian masalah

2. Brainstorming solusi

3. Penggodokan solusi

4. Pengambilan keputusan

5. Pembacaan ulang hasil keputusan

§ Penutup

a) Kesimpulan syuro

b) Penertiban administrasi (presensi, iqob)

c) Ta’limat & I’lan (instruksi & informasi)

13. Penentuan iqab syuro diserahkan ke masing-masing Dept./Biro./Kepanitiaan.

Sepuluh Indikator Sukses Meraih Keutamaan Ramadhan

“Berapa banyak orang yang berpuasa namun ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga…” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits Rasulullah tersebut harusnya dapat membangkitkan kewaspadaan kita untuk tidak terjerumus didalamnya. Berikut ini adalah uraian yang patut direnungkan agar kita tidak termasuk orang-orang yang disinggung dalam hadits Rasulullah tersebut.

Sepuluh indikasi sukses meraih keutamaan Ramadhan :

1. Memperbanyak ibadah di bulan Sya’ban

Ibadah sunnah di bulan Sya’ban berfungsi pemanasan bagi ruhani dan fisik untuk memasuki bulan Ramadhan. Berpuasa sunnah, memperba-nyak ibadah shalat, tilawatul Qur’an sebelum Ramadhan, akan menja-dikan suasana hati dan tubuh kondusif untuk pelaksanaan ibadah di bulan puasa.

Itulah hikmahnya kenapa Rasulullah saw. dalam hadits riwayat Aisyah, disebutkan paling banyak melakukan puasa di bulan Sya’ban.

2. Memenuhi target pembacaan Al-Qur’an

Orang yang berpuasa di bulan ini, sangat dianjurkan memiliki wirid al-Qur’an yang lebih baik dari bulan-bulan selainnya. Minimal harus dapat mengkhatamkan satu kali sepanjang bulan ini karena memang itulah target minimal pembacaan al-Qur’an yang diajarkan oleh Rasulullah saw.

3. Memelihara lidah

“Bila salah seorang dari kalian berpuasa maka hendaknya ia tidak berbicara buruk dan aib. Dan jangan berbicara yang tiada manfaatnya dan bila dimaki sese-orang maka berkatalah, “Aku berpuasa.” (HR. Bukhari)

4. Menjaga pandangan dari yang haram

Puasa yang tidak menambah pelakunya lebih memelihara mata dari yang haram, menjadikan puasa itu nyaris tak memiliki pengaruh apapun dalam perbaikan diri. Karenanya boleh jadi puasanya secara hukum sah, tapi substansi puasa itu tidak akan tercapai.

5. Menghidupkan malam dengan ibadah

Salah satu ciri khas bulan Ramadhan adalah Rasulullah menganjurkan umatnya untuk menghidupkan malam dengan shalat dan do’a-do’a tertentu. Tanpa menghidupkan malam dengan ibadah tarawih, tentu seseorang akan kehilangan momentum berharga.

6. Tidak makan berlebihan di saat berbuka

Jika saat berbuka puasa menjadi saat melahap semua keinginan nafsunya yang tertahan sejak pagi hingga petang, menjadikan saat berbuka sebagai kesempatan “balas dendam” dari upaya menahan lapar dan haus selama siang hari, maka nilai pendidikan puasa akan hilang.

Puasa pada hakikatnya adalah pendidikan bagi jiwa untuk mengendalikan diri dan menahan hawa nafsu. Hasil pendidikan itu akan tercermin dalam pribadi orang yang lebih bisa bersabar, menahan diri, tawakkal, pasrah, tidak emosional, tenang dalam menghadapi berbagai persoalan. Puasa menjadi kecil tak bernilai dan lemah unsur pendidi-kannya ketika upaya menahan dan mengendalikan nafsu itu hancur oleh pelampiasan nafsu yang dihempaskan saat berbuka.

7. Mengoptimalkan infaq

Rasulullah saw, seperti digambarkan dalam hadits, menjadi sosok yang paling murah dan dermawan di bulan Ramadhan. Di bulan inilah, satu amal kebajikan bisa bernilai puluhan bahkan ratusan kali lipat dibandingkan bulan-bulan lainnya. Momentum seperti ini sangat berharga dan tidak boleh disia-siakan.

8. Memperbanyak ibadah di 10 hari terakhir

Rasulullah dan para sahabat mengkhususkan 10 hari terakhir untuk berdiam di dalam masjid, meninggalkan semua kesibukan duniawi. Mereka memperbanyak ibadah, dzikir dan berupaya meraih keutamaan malam seribu bulan, saat diturunkannya al-Qur’an.

Pada detik-detik terakhir menjelang usainya Ramadhan, mereka merasakan kesedihan mendalam karena harus berpisah dengan bulan mulia itu. Sebagian mereka bahkan menangis karena akan berpisah dengan bulan mulia. Ada juga yang berguman jika mereka dapat merasakan Ramadhan sepanjang tahun.

9. Tidak bermaksiat lagi setelah Ramadhan

Jangan memandang Idul Fitri dan selanjutnya sebagai hari “merdeka” dari penjara untuk kembali melakukan berbagai penyimpangan. Orang yang berpuasa dengan baik tentu tidak akan menyikapi Ramadhan sebagai kerangkeng.

10. Memelihara kesinambungan ibadah setelah Ramadhan

Amal-amal ibadah satu bulan Ramadhan, adalah bekal pasokan agar ruhani dan keimanan seseorang meningkat untuk menghadapi sebelas bulan setelahnya. Namun, orang akan gagal meraih keutamaan Ramadhan, saat ia tidak berupaya menghidupkan dan melestarikan amal-amal ibadah yang pernah ia jalankan dalam satu bulan itu.

Minggu, 20 Juli 2008

Etika Bisnis Islami

ETIKA BISNIS DALAM ISLAM

A. Pendahuluan

Kelahiran Nabi Muhammad merupakan peristiwa yang tiada bandingnya dalam sejarah umat manusia, karena kehadirannya telah membuka zaman baru dalam pembangunan peradaban dunia bahkan alam semesta (rahmatul-lil alamin 21:107). Beliau adalah utusan Allah SWT yang terakhir sebagai pembawa kebaikan dan kemaslahatan bagi seluruh umat manusia. Michael Hart dalam bukunya, menempatkan beliau sebagai orang nomor satu dalam daftar seratus orang yang memiliki pengaruh yang sangat besar dalam sejarah.

Kata Hart, Muhammad Saw terpilih untuk menempati posisi pertama dalam urutan seratus tokoh dunia yang paling berpengaruh, karena beliau merupakan satu-satunya manusia yang memiliki kesuksesan yang paling hebat di dalam kedua bidang-bidang sekaligus: agama dan bidang duniawi. Kesuksesan Nabi Muhammad Saw telah banyak dibahas para ahli sejarah, baik sejarawan Islam maupun sejarawan Barat. Salah satu sisi kesuksesan Nabi Muhammad adalah kiprahnya sebagai seorang padagang (wirausahawan). Namun, sisi kehidupan Nabi Muhammad sebagai pedagang dan pengusaha kurang mendapat perhatian dari kalangan ulama, kita perlu merekonstruksi sisi tijarah Nabi Muhammad Saw, khususnya manajemen bisnis yang beliau terapkan sehingga mencapai sukses spektakuler di zamannya.

Bisnis dalam Islam erat kaitannya dengan apa yang pernah Rasululah lakukan dalam hidupnya. Oleh karena itu, jika pada saat ini ditanyakan konsep bisnis seperti apa yang harus dilakukan seorang muslim dalam rangka mencapai kesuksesannya? Jawabannya tentu saja adalah konsep bisnis sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah Saw.

Ciri konsep bisnis yang dikembangkan oleh Rasulullah adalah bisnis yang senantiasa memiliki aturan yang beretika. Bisnis dalam Islam tidak hanya mencari keuntungan tetapi juga keberkahan dan kemaslahatan. Maka, konsep bisnis ala Rasulullah Saw merupakan sesuatu yang harus dikaji, mengingat urgensi daripada hal itu untuk membawa kepada kesuksesan yang disertai kemaslahatan dan keberkahan.

B. Bisnis dalam Islam = Ekonomi Syari’ah

Sejak adanya kehidupan manusia di permukaan bumi, hajat untuk hidup secara kooperatif di antara manusia telah dirasakan dan telah diakui sebagai faktor esensial agar dapat survive dalam kehidupan. Seluruh anggota manusia bergantung kepada yang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Ketergantungan mutualistik dalam kehidupan individu dan sosial di antara manusia telah melahirkan sebuah proses evolusi gradual dalam pembentukan sistem pertukaran barang dan pelayanan. Dengan semakin berkembangnya peradaban manusia dari zaman ke zaman, sistem pertukaran ini berevolusi dari aktivitas yang sederhana kepada aktivitas ekonomi yang modern.

Bisnis atau berusaha sebagai bagian dari aktivitas ekonomi selalu memegang peranan vital di dalam kehidupan manusia sepanjang masa, sehingga kepentingan ekonomi akan mempengaruhi tingkah laku bagi semua tingkat individu, sosial, regional, nasional, dan internasional. Umat Islam telah lama terlibat dalam aktivitas ekonomi, yakni sejak lima belas abad yang silam. Fenomena tersebut bukanlah suatu hal yang aneh, karena Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan kegiatan bisnis (berusaha) guna memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi mereka. Rasulullah Shallullahu Alaihi wa Sallam sendiri terlibat di dalam kegiatan bisnis selaku pedagang bersama istrinya Khadijah.

Al Quran sebagai Kitab Suci Umat Islam bukan hanya mengatur masalah ibadah yang bersifat ritual, tetapi juga memberikan petunjuk yang sempurna (komprehensif) dan abadi (universal) bagi seluruh umat manusia. Al Quran mengandung prinsip-prinsip dan petunjuk-petunjuk yang fundamental untuk setiap permasalahan manusia, termasuk masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas ekonomi. Prinsip-prinsip ekonomi yang ada dalam berbagai ayat di Al Qur’an dilengkapi dengan sunah-sunah dari Rasulullah melalui berbagai bentuk Al Hadits dan diterangkan lebih rinci oleh para fuqaha pada saat kejayaan Dinul Islamiyah dalam bentuk ijma dan qiyas yang merupakan produk ijtihad dari para fuqoha tersebut.

Kegiatan sosial-ekonomi (muamalah) dalam Islam mempunyai cakupan luas dan fleksibel serta tidak membedakan antara Muslim dan Non Muslim. Kenyataan ini tersirat dalam suatu ungkapan yang diriwayatkan oleh Sayyidina Ali, yaitu "dalam bidang muamalah, kewajiban mereka adalah kewajiban kita dan hak mereka adalah hak kita". Dalam segenap aspek kehidupan bisnis dan transaksi, dunia Islam mempunyai sistem perekonomian yang berbasiskan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Syariah yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits serta dilengkapi dengan Al Ijma dan Al Qiyas.

Sistem perekonomian Islam, saat ini lebih dikenal dengan istilah Sistem Ekonomi Syariah. Sistem Ekonomi Syariah mempunyai beberapa tujuan, yakni:

1. Kesejahteraan Ekonomi dalam kerangka norma moral Islam QS. Al-Baqarah:2 & 168, Al-Maidah:87-88, dan Al-Jumu'ah:10)

2. Membentuk masyarakat dengan tatanan sosial yang solid, berdasarkan keadilan dan persaudaraan yang universal (Qs.Al-Hujuraat:13, Al-Maidah:8, Asy-Syu'araa:183)

3. Mencapai distribusi pendapatan dan kekayaan yang adil dan merata (QS. Al-An'am:165, An-Nahl:71,Az-Zukhruf:32)

4. Menciptakan kebebasan individu dalam konteks kesejahteraan sosial (QS. Ar-Ra'du:36, Luqman:22)

Ekonomi Syariah yang merupakan bagian dari sistem perekonomian Syariah memiliki karakteristik dan nilai-nilai yang berkonsep kepada“amar ma’ruf nahi mungkar” yang berarti mengerjakan yang benar dan meninggalkan yang dilarang. Ekonomi Syariah dapat dilihat
dari 4 sudut pandang, yaitu:

1. Ekonomi Illahiyah (Ke-Tuhan-an)

2. Ekonomi Akhlaq

3. Ekonomi Kemanusiaan

4. Ekonomi Keseimbangan

Ekonomi Ke-Tuhan-an mengandung arti bahwa manusia diciptakan oleh Allah untuk memenuhi perintah-Nya, yakni beribadah, dan dalam mencari kebutuhan hidupnya, manusia harus berdasarkan aturan-aturan (Syariah) dengan tujuan utama untuk mendapatkan Ridho Allah.

Ekonomi Akhlaq mengandung arti bahwa kesatuan antara ekonomi dan akhlaq harus berkaitan dengan sektor produksi, distribusi, dan konsumsi. Dengan demikian seorang Muslim tidak bebas mengerjakan apa saja yang diinginkan atau yang menguntungkan tanpa mempedulikan orang lain.

Ekonomi Kemanusiaan mengandung arti bahwa Allah memberikan predikat “Khalifah” hanya kepada manusia, karena manusia diberi kemampuan dan perasaan yang memungkinkan ia melaksanakan tugasnya. Melalui perannya sebagai “Khalifah” manusia wajib beramal, bekerjakeras, berkreasi,dan berinovasi.

Ekonomi Keseimbangan adalah pandangan Islam terhadap hak individu dan masyarakat diletakkan dalam neraca keseimbangan yang adil tentang dunia dan akhirat, jiwa dan raga, akal dan hati, perumpamaan dan kenyataan, iman dan kekuasaan. Ekonomi yang moderat tidak menzalimi masyarakat, khususnya kaum lemah sebagaimana yang terjadi pada masyarakat kapitalis. Di samping itu, Islam juga tidak menzalimi hak individu sebagaimana yang dilakukan oleh kaum sosialis, tetapi Islam mengakui hak individu dan masyarakat secara berimbang.

Dengan demikian, dapat dilihat bahwa Sistem Ekonomi Syariah mempunyai konsep yang lengkap dan seimbang dalam segala hal kehidupan, namun penganut ajaran Islam sendiri,seringkali tidak menyadari hal itu.

C. Etika Manajemen Bisnis Rasulullah

Reputasi Nabi Muhammad dalam dunia bisnis dilaporkan antara lain oleh Muhaddits Abdul Razzaq. Ketika mencapai usia dewasa beliau memilih perkerjaan sebagai pedagang/wirausaha. Pada saat belum memiliki modal, beliau menjadi manajer perdagangan para investor (shohibulmal) berdasarkan bagi hasil. Seorang investor besar Makkah, Khadijah, mengangkatnya sebagai manajer ke pusat perdagangan Habshah di Yaman. Kecakapannya sebagai wirausaha telah mendatangkan keuntungan besar baginya dan investornya. Tidak satu pun jenis bisnis yang ia tangani mendapat kerugian. Ia juga empat kali memimpin ekspedisi perdagangan untuk Khadijah ke Syiria, Jorash, dan Bahrain di sebelah timur Semenanjung Arab.

Dalam literatur sejarah disebutkan bahwa di sekitar masa mudanya, Nabi Saw banyak dilukiskan sebagai Al-Amin atau Ash-Shiddiq dan bahkan pernah mengikuti pamannya berdagang ke Syiria pada usia anak-anak,12 tahun.

Lebih dari dua puluh tahun Nabi Muhammad Saw berkiprah di bidang wirausaha (perdagangan), sehingga beliau dikenal di Yaman dan Syiria. Sejak sebelum menjadi mudharib (fundmanager) dari harta Khadijah, ia kerap melakukan lawatan bisnis, seperti ke kota Busrah di Syiria danYaman.Di pertengahan usia 30-an, ia banyak terlibat dalam bidang perdagangan seperti kebanyakan pedagang pedagang lainnya. Tiga dari perjalanan dagang Nabi setelah menikah,telah dicatat dalam sejarah.Pertama, perjalanan dagang ke Yaman, kedua, ke Najd, dan ketiga ke Najran. Diceritakan juga bahwa di samping perjalanan-perjalanan tersebut, Nabi terlibat dalam urusan dagang yang besar,selama musim-musim haji, di festival dagang Ukaz dan Dzul Majaz. Sedangkan musim lain,
Nabi sibuk mengurus perdagangan grosir pasar-pasar kota Makkah. Dalam
menjalankan bisnisnya Nabi Muhammad jelas menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang jitu dan handal sehingga bisnisnya tetap untung dan tidak pernah merugi.

Jauh sebelum Frederick W. Taylor (1856-1915) dan Henry Fayol mengangkat prinsip manajemen sebagai suatu disiplin ilmu, Nabi Muhammad Saw. Sudah mengimplementasikan nilai-nilai manajemen dalam kehidupan dan praktek bisnisnya. Ia telah dengan sangat baik mengelola proses, transaksi, dan hubungan bisnis dengan seluruh elemen bisnis serta pihak yang terlihat di dalamnya. Bagaimana gambaran beliau mengelola bisnisnya

Prof.AfzalulRahman dalam buku Muhammad A Trader, mengungkapkan bahwa Nabi Muhammad adalah seorang pedagang yang jujur dan adil dalam membuat perjanjian bisnis. Ia tidak pernah membuat para pelanggannya komplen. Dia sering menjaga janjinya dan menyerahkan barang-barang yang di pesan dengan tepat waktu. Dia senantiasa menunjukkan rasa tanggung jawab yang besar dan integritas yang tinggi dengansiapapun. Reputasinya sebagai seorang pedagang yang jujur dan benar telah dikenal luas sejak beliau berusia muda. Dasar-dasar etika dan manejemen bisnis tersebut, telah mendapat legitimasi keagamaan setelah beliau diangkat menjadi Nabi. Prinsip-prinsip etika bisnis yang diwariskan semakin mendapat pembenaran akademis di penghujung abad ke-20 atau awalabadke-21. Prinsip bisnis modern, seperti tujuan pelanggan dan kepuasan konsumen(costumer satisfaction), pelayanan yang unggul (service exellence),kompetensi, efisiensi, transparansi, persaingan yang sehat dan kompetitif, semuanya telah menjadi gambaran pribadi, dan etika bisnis
Muhammad Saw ketika ia masih muda.

Pada zamannya, ia menjadi pelopor perdagangan berdasarkan prinsip
kejujuran, transaksi bisnis yang fair, dan sehat. Ia tak segan-segan
mensosialisasikannya dalam bentuk edukasi langsung dan statemen yang
tegas kepada para pedagang. Pada saat beliau menjadi kepala negara,
law enforcement benar-benar ditegakkan kepada para pelaku bisnis
nakal. Beliau pula yang memperkenalkan asas Facta Sur Servanda
yang kita kenal sebagai asas utama dalam hukum perdata dan
perjanjian. Di tangan para pihaklah terdapat kekuasaan tertinggi
untuk melakukan transaksi, yang dibangun atas dasar saling setuju
Sesungguhnya transaksi jual-beli itu (wajib) didasarkan atas saling
setuju (ridla) . Terhadap tindakan penimbunan barang, beliau dengan
tegas menyatakan: Tidaklah orang yang menimbun barang (ihtikar)
itu, kecuali pasti pembuat kesalahan (dosa).

Sebagai debitor, Nabi Muhammad tidak pernah menunjukkan prestasi
kepada krediturnya. Ia kerap membayar sebelum jatuh tempo
seperti yang ditunjukkannya atas pinjaman 40 dirham dari Abdullah Ibn
Abi Rabi . Bahkan kerap pengembalian yang diberikan lebih besar
nilainya dari pokok pinjaman, sebagai penghargaan kepada kreditur.
Suatu saat ia pernah meminjam seekor unta yang masih muda, kemudian
menyuruh Abu Rafi mengembalikannnya dengan seekor unta bagus yang
umurnya tujuh tahun. Berikan padanya unta tersebut, sebab orang yang
paling utama adalah orang yang menebus utangnya dengan cara yang
paling baik (HR.Muslim).

Sebagaimana disebut di awal, bahwa penduduk Makkah sendiri memanggilnya dengan sebutan Al-Shiddiq (jujur) dan Al-Amin (terpercaya). Sebutan Al-Amin ini diberikan kepada beliau dalam kapasitasnya sebagai
pedagang. Tidak heran jika Khadijah pun menganggapnya sebagai mitra
yang dapat dipercaya dan menguntungkan, sehingga ia mengutusnya dalam
beberapa perjalanan dagang ke berbagai pasar di Utara dan Selatan
dengan modalnya. Ini dilakukan kadang-kadang dengan kontrak biaya
(upah), modal perdagangan, dan kontrak bagi hasil.

Dalam dunia manajemen, kata benar digunakan oleh Peter Drucker untuk merumuskan makna efisiensi dan efektivitas. Efisiensi berarti
melakukan sesuatu secara benar (do thing right), sedangkan
efektivitas adalah melakukan sesuatu yang benar (do the right
thing).

Efisiensi ditekankan pada penghematan dalam penggunaan input untuk
menghasilkan suatu output tertentu. Upaya ini diwujudkan melalui
penerapan konsep dan teori manajemen yang tepat. Sedangkan
efektivitas ditekankan pada tingkat pencapaian atas tujuan yang
diwujudkan melalui penerapan leadership dan pemilihan strategi yang
tepat.

Prinsip efisiensi dan efektivitas ini digunakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan suatu bisnis. Prinsip ini mendorong para akademisi dan
praktisi untuk mencari berbagai cara, teknik dan metoda yang dapat
mewujudkan tingkat efisiensi dan efektivitas yang setinggi-tingginya.
Semakin efisien dan efektif suatu perusahaan, maka semakin kompetitif
perusahaan tersebut. Dengan kata lain, agar sukses dalam menjalankan
binis maka sifat shiddiq dapat dijadikan sebagai modal dasar untuk
menerapkan prinsip efisiensi dan efektivitas.

D. Penutup

Dalam Islam bisnis atau ekonomi tidak sekedar upaya untuk mencari keuntungan saja. Akan tetapi dalam Islam selain keuntungan materi atau duniawi yang dicari adalah sebuah kemaslahatan atau dalam arti lain adalah memiliki tindak lanjut yang positif kepada semua.

Di dalam bisnis etika berada pada posisi sejauh mana bisnis itu kemudian tidak mengganggu hak-hak partner bisnis. Dalam Islam, etika bisnis bukan hanya sekedar menjunjung hak-hak manusia satu sama lain akan tetapi juga menjujung hak-hak yang ditetapkan oleh pencipta manusia yaitu Allah Swt.