Minggu, 10 Agustus 2008

“….Selamat Datang Para Penoreh Sejarah!!”

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Subhanallah walhamdulillah walailaha illallah Wallahu Akbar

Tiada kata yang pantas terucap teruntuk teman-teman mahasiswa baru selain ahlan wa sahlan dan selamat datang di kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Selamat memasuki dunia baru teman-teman…, selamat berinteraksi dengan suasana baru…, selamat memiliki teman baru… dan yang terpenting adalah selamat mencetak sejarah baru bagi kehidupan ini…

Mengapa saya ungkapkan teman-teman harus bisa mencetak sejarah baru..? karena teman-teman adalah pemuda,dan pemuda dalam setiap perputaran sejarah adalah sosok-sosok yang senantiasa menghadirkan perubahan dan menorehkan tinta emas dalam panggung sejarah yang gilang gemilang.

Ibrahim muda adalah sosok revolusioner yang menumbangkan keangkuhan angkara Raja Namrudz. Sejarah meneruskan catatannya dengan menorehkan nama seorang pemuda Ibrani bernama Musa yang dengan penuh keberanian menumbangkan kuasa Fir’aun. Sejarah juga mencatat bagaimana seorang Napoleon muda bisa merebut kekuasaan Rezim Louis di Prancis. Atau yang terdekat adalah bagaimana lontaran-lontaran tajam dari mulut Soekarno muda membuat Belanda ringkih dan membuangnya ke pengasingan. Atau teman-teman bisa melihat bagaimana kolaborasi semangat pemuda pada aktivis 66 dan 98 dengan begitu gemilang menumbangkan tirani di negeri ini. Semuanya adalah rentetan kegemilangan pemuda dalam sejarah. Dan..mereka semua adalah pemuda…teman-teman juga pemuda, maka tiada kemustahilan jejak mereka diteruskan. Oleh siapa..? siapa lagi kalau bukan teman-teman..

Ya.., sosok-sosok itu yang saya harapkan ada dan saya YAKIN itu ada pada diri teman-teman semua. Saya yakin kedatangan teman-teman ke sini, ke Kampus UIN ini adalah membawa sebuah tekad untuk mencetak sejarah itu. Setidaknya teman-teman sudah merasa yakin bahwa ini adalah pilihan terbaik teman-teman dan kalau belum ..yakinilah..! karena tiada yang tidak mungkin bagi seorang pemuda selain keberhasilan dan kesuksesan. Saya yakin masuknya teman-teman ke UIN ini adalah jalan menuju ke sana, yakni kepada kesuksesan yang telah teman-teman cita-citakan..

Saat ini status teman-teman sudah berubah. Teman-teman telah menjadi seorang MAHASISWA yang ‘kastanya’ lebih tinggi (bahkan paling tinggi)daripada siswa. Tentu dimanapun teman-teman berada status ini harus menjadi sebuah kata kunci bagi sebuah motivasi untuk maju dan sukses. Dan keberadaan teman-teman di sini yakinilah adalah jawaban. Tunjukanlah.. bahwa teman-teman bisa mencapai keberhasilan itu di sini, di kampus ini..!! Tunjukanlah..bahwa teman-teman bisa mencapai kesuksesan itu di sini, di kampus ini..!! Tunjukanlah..bahwa teman-teman bisa mencapai kegemilangan itu di sini, di kampus ini..!! Dan Tunjukanlah bahwa teman-teman bisa menorehkan sejarah itu di sini…di kampus ini…!

Saya… mewakili segenap keluarga besar Lembaga Dakwah Mahasiswa (LDM) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, menyambut teman-teman mahasiswa baru semua di kampus ini, kampus peradaban yang akan senantiasa menorehkan kegemilangan.

Selamat Datang…!!!

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!!!

Arif Muflihin (LDM UIN SGD Bandung/MD 05)

SELAYANG PANDANG LDM UIN Bandung

Menebar Syi’ar Dakwah, Mengabdi dengan Ukhuwah

LDM merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam bidang dakwah dan sosial, dimana ruang lingkup aktivitasnya tidak hanya bergerak dalam kampus saja, akan tetapi masyarakat luas juga menjadi lahan aktivitas dakwah LDM. Dengan Visi Menjadi unsur perubah menuju terciptanya masyarakat kampus dan sekitarnya yang berpegang teguh pada nilai-nilai Al-Qur’an dan As-Sunnah, LDM senantiasa memberikan pelayanan optimal dan maksimal kepada msyarakat kampus juga masyarakat sekitar.

Berdiri sejak 1 Juni 1988 bertepatan dengan 16 Syawal 1408 H, di usianya yang ke 20 tahun LDM tetap konsisten menjadi UKM yang bergerak di bidang dakwah dan senantiasa dalam menarik partisipasi banyak mahasiswa di UIN Sunan Gunung Djati Bandung untuk bergabung di dalamnya. Tercatat hingga saat ini LDM menjadi salah satu UKM dengan jumlah anggota terbanyak di UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan jumlah anggota sekitar + 200 orang tiap tahunnya.

Memprioritaskan program pada pembinaan, pelayanan, peningkatan kapasitas diri dan pendayagunaan potensi, LDM bertujuan membentuk karakteristik mahasiswa yang memiliki multikapasitas baik itu secara intelektual, sosial, dan spiritual. Sehingga terwujudnya karakteristik Rabbani yakni manusia yang ajeg dalam setiap unsur dalam dirinya.

LDM memiliki beberapa program unggulan yakni:

a. GeMA Baru LDM (Penerimaan Anggota Baru LDM)

b. Islamic Tutorial Group /ITG (Pembinaan Keislaman Terpadu)

c. ITG.Com (Kompetisi antar kelompok ITG)

d. SYAQURA (TamaSYA Qur’an RAme-rame)

e. KURMA (Kumpulan Rutin Muslimah)

f. Dauroh Du’at (Dauroh Kepemimpinan Pemuda Islam)

g. TKA Az-Zahra

h. Pekan Ramadhan Kampus (PERAK)

i. Semarak LDM

j. Dauroh Ijtimaiyyah (Bakti Sosial dan Pembinaan Masyarakat)

k. Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus Nasional (FSLDKN)

l. Seminar-seminar Ilmiah (keislaman, ekonomi, intelektual dsb)

m. Dan sebagainya

Periode Kepengurusan Masa Jihad 2008-2009, LDM tampil dengan wajah baru dengan senantiasa menghadirkan ukhuwah sebagai motto dan paradigma serta pelayanan optimal dan maksimal kepada civitas akademika UIN SGD Bandung dan masyarakat sekitar. LDM siap menampung aspirasi sahabat-sahabat mahasiswa baru UIN SGD Bandung untuk bergabung bersama mewujudkan kampus dan masyarakat sekitar yang Islami.

Struktur Organisasi LDM Masa Jihad 2008-2009

Ketua Umum : Arif Muflihin (MD 05)

Sekretaris Umum : Dendi Rohman (P.Bio 06)

Badan Ekonomi dan Keuangan

Ketua : Slamet Riyanto (PAI 06)

Bendahara Umum : Gina Restiyana (P.Bio 06)

Bidang-Bidang

Pembinaan Sumber Daya Insani (PSDI)

Ketua : Suhendar (PAI 05)

Sekretaris : Nurul Fitri (P.Kim 07)

Syi’ar Dakwah dan Pengabdian Masyarakat (SDPM)

Ketua : Arif Permana (T.Pert 06)

Sekretaris : Dwi Suprihatini (PAI 05)

Muslimah

Ketua : Weni Pertiwi (PAI 05)

Sekretaris : Halimatul Wara’ (P.Fis 06)

Biro-Biro

Biro Pelayanan Masjid

Koordinator : Kusrin (PAI 06)

Lisnawati Indri (P.Bio 06)

Biro FSLDK

Koordinator : Adi Suantika (T.Pert 07)

Lina Herlina (PAI 06)

Badan Semi Otonom

TKA Azzahra

Kepala Sekolah : Baek Mubarokah (KI 05)

Koordinator : Irfan Hilmi Sya’bana (PAI 05)

TPM PT Chakra

Ketua : Asep Saepul M (PAI 04)

Lembaga Dakwah Mahasiswa Fakultas (LDMF)

LDMF Tarbiyah dan Keguruan

Ketua : Suhendar (PAI 05)

LDMF Syari’ah dan Hukum

Ketua : Muhammad Akbar (MKS 07)

LDMF Dakwah dan Komunikasi

Ketua : Lega Sutari Furnama (Jurn 07)

LDMF Ushuludin, Adab dan Humaniora

Ketua : Rohyan Febriadi (SPI 05)

LDMF Psikologi, Sains dan Teknologi

Ketua : M.Adi Khairul Anshari (IF 06)

Syuro yang mendewasakan

1. Harus ada keikhlasan dan nuansa spiritual yang kental sehingga setiap orang merasa bahwa pendapat-pendapatnya akan mempengaruhi kehidupan orang lain.

2. Harus ada semangat kebebasan dan kesetaraan yang memungkinkan setiap orang berpendapat tanpa merasa sungkan atau segan dengan seseorang yang lain.

3. Harus ada tradisi ilmiah yang kokoh, dimana kesantunan, rasionalitas, dan objektivitas, dan metodologi serta data empiris dijunjung tinggi.

4. Harus ada kelapangan dada yang memadai untuk dapat menampung berbagai perbedaan pendapat, sehingga keragaman menjadi sumber dinamika dan pertumbuhan, bukan malah sebagai sumber konflik dan perpecahan.

5. Harus ada manajemen waktu yang efektif untuk menjamin bahwa setiap masalah mendapat jatah waktu yang layak untuk pembahasan, dan setiap orang mendapat kesempatan yang cukup untuk menyampaikan pikiran-pikirannya.

6. Harus ada semangat instrospeksi yang cukup untuk menjamin kita tetap objektif memandang diri kita sendiri, tidak terjerumus dalam pengkambinghitaman, fitnah, dan konflik antarindividu.

7. Harus ada sikap natural dan wajar dalam memandang kesalahan-kesalahan yang kita lakukan sendiri. Kita tidak perlu merasa bersalah secara berlebihan. Merasa bersalah itu penting, tapi berlebihan dalam perasaan bersalah juga negatif.

8. Harus ada sikap proporsional dalam tafsir konspirasi, sehingga kita tidak perlu membuat musuh kelihatan terlalu digdaya karena selalu sukses dalam konspirasinya atau membuat kita bersikap defensif karena terlalu berhati-hati.

9. Harus ada pandangan masa depan yang visioner karena keputusan-keputusan kita hari ini merupakan inpur yang outputnya akan muncul beberapa tahun kemudian. Kita akan membayar harga terlalu mahal jika tidak meletakkan persoalan-persoalan strategis kita hari ini dalam kerangka visi masa depan yang jelas dan kuat.

Mekanisme Syuro

1. Syuro dihadiri oleh minimal 50% personil dept./biro./panitia.

2. Agenda syuro harus jelas dan disosialisasikan minimal satu hari sebelumnya, kecuali agenda-agenda yang penting dan mendadak untuk segera direspon.

3. Agar syuro berjalan efektif, maka masing-masing anggota menyiapkan usulan, ide, gagasan ataupun solusi sesuai agenda syuro yang akan dibahas dan untuk dibawa ke forum.

4. Keputusan-keputusan yang dapat merubah sistem ataupun konsep serta hal-hal yang dianggap fundamental akan sah jika memenuhi kuorum 1/2n+1.

5. Ketidaksanggupan dalam menghadiri syuro tidak menjadi alasan untuk tidak berkontribusi. Kontribusi bisa diberikan dengan menitipkan pada anggota yang hadir. Dan menerima segala keputusan yang telah diambil dalam syuro.

6. Pengurus yang tidak hadir wajib berinisiatif menanyakan informasi mengenai syuro yang telah berlangsung, minimal mengenai:

§ Waktu dan tempat syuro selanjutnya.

§ Agenda-agenda syuro yang telah dibahas.

§ Agenda-agenda syuro yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

§ Iqob apa yang harus diterima bagi mereka yang tidak hadir.

7. Bagi yang berhalangan hadir atau akan terlambat dalam mengikuti syuro, wajib memberitahukan kepada pimpinan syuro dalam tempo minimal 2 jam sebelum syuro. Setelah itu, dianggap tidak izin dan akan dikenai iqob.

8. Setiap syuro dilakukan pencatatan jurnal syuro sesuai dengan format:

§ Tempat, hari dan tanggal

§ Presensi

§ Jam dan durasi waktu pembahasan

§ Agenda

§ Pembahasan agenda

§ Kesimpulan

§ Tempat, jadwal dan agenda syuro selanjutnya

9. Sarana syuro yang mesti ada dan disiapkan:

§ Hijab

§ Papan tulis

§ Spidol

§ Penghapus papan tulis

10. Dalam pembahasan agenda syuro, mesti ditentukan pembatasan pembahasan.

11. Syuro harus memiliki output/hasil yang jelas

§ Konseptual dan atau

§ Operasional (untuk hasil berupa kesepakatan operasional, PJ-nya harus jelas)

12. Alur syuro:

§ Pembukaan

a) Prolog (minimal basmalah dan shalawat)

b) Tilawah

c) Taushiyyah/Kultum

§ Pembahasan

a) Penentuan agenda syuro (rencana agendaàusulan agendaàfiksasi agenda)

b) Skala prioritas pembahasan

1. Agenda mendesak (urgen) & penting

2. Agenda mendesak (urgen & kurang penting

3. Agenda penting & kurang mendesak

c) Pembahasan agenda point per point

1. Pendefinisian masalah

2. Brainstorming solusi

3. Penggodokan solusi

4. Pengambilan keputusan

5. Pembacaan ulang hasil keputusan

§ Penutup

a) Kesimpulan syuro

b) Penertiban administrasi (presensi, iqob)

c) Ta’limat & I’lan (instruksi & informasi)

13. Penentuan iqab syuro diserahkan ke masing-masing Dept./Biro./Kepanitiaan.

Sepuluh Indikator Sukses Meraih Keutamaan Ramadhan

“Berapa banyak orang yang berpuasa namun ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga…” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits Rasulullah tersebut harusnya dapat membangkitkan kewaspadaan kita untuk tidak terjerumus didalamnya. Berikut ini adalah uraian yang patut direnungkan agar kita tidak termasuk orang-orang yang disinggung dalam hadits Rasulullah tersebut.

Sepuluh indikasi sukses meraih keutamaan Ramadhan :

1. Memperbanyak ibadah di bulan Sya’ban

Ibadah sunnah di bulan Sya’ban berfungsi pemanasan bagi ruhani dan fisik untuk memasuki bulan Ramadhan. Berpuasa sunnah, memperba-nyak ibadah shalat, tilawatul Qur’an sebelum Ramadhan, akan menja-dikan suasana hati dan tubuh kondusif untuk pelaksanaan ibadah di bulan puasa.

Itulah hikmahnya kenapa Rasulullah saw. dalam hadits riwayat Aisyah, disebutkan paling banyak melakukan puasa di bulan Sya’ban.

2. Memenuhi target pembacaan Al-Qur’an

Orang yang berpuasa di bulan ini, sangat dianjurkan memiliki wirid al-Qur’an yang lebih baik dari bulan-bulan selainnya. Minimal harus dapat mengkhatamkan satu kali sepanjang bulan ini karena memang itulah target minimal pembacaan al-Qur’an yang diajarkan oleh Rasulullah saw.

3. Memelihara lidah

“Bila salah seorang dari kalian berpuasa maka hendaknya ia tidak berbicara buruk dan aib. Dan jangan berbicara yang tiada manfaatnya dan bila dimaki sese-orang maka berkatalah, “Aku berpuasa.” (HR. Bukhari)

4. Menjaga pandangan dari yang haram

Puasa yang tidak menambah pelakunya lebih memelihara mata dari yang haram, menjadikan puasa itu nyaris tak memiliki pengaruh apapun dalam perbaikan diri. Karenanya boleh jadi puasanya secara hukum sah, tapi substansi puasa itu tidak akan tercapai.

5. Menghidupkan malam dengan ibadah

Salah satu ciri khas bulan Ramadhan adalah Rasulullah menganjurkan umatnya untuk menghidupkan malam dengan shalat dan do’a-do’a tertentu. Tanpa menghidupkan malam dengan ibadah tarawih, tentu seseorang akan kehilangan momentum berharga.

6. Tidak makan berlebihan di saat berbuka

Jika saat berbuka puasa menjadi saat melahap semua keinginan nafsunya yang tertahan sejak pagi hingga petang, menjadikan saat berbuka sebagai kesempatan “balas dendam” dari upaya menahan lapar dan haus selama siang hari, maka nilai pendidikan puasa akan hilang.

Puasa pada hakikatnya adalah pendidikan bagi jiwa untuk mengendalikan diri dan menahan hawa nafsu. Hasil pendidikan itu akan tercermin dalam pribadi orang yang lebih bisa bersabar, menahan diri, tawakkal, pasrah, tidak emosional, tenang dalam menghadapi berbagai persoalan. Puasa menjadi kecil tak bernilai dan lemah unsur pendidi-kannya ketika upaya menahan dan mengendalikan nafsu itu hancur oleh pelampiasan nafsu yang dihempaskan saat berbuka.

7. Mengoptimalkan infaq

Rasulullah saw, seperti digambarkan dalam hadits, menjadi sosok yang paling murah dan dermawan di bulan Ramadhan. Di bulan inilah, satu amal kebajikan bisa bernilai puluhan bahkan ratusan kali lipat dibandingkan bulan-bulan lainnya. Momentum seperti ini sangat berharga dan tidak boleh disia-siakan.

8. Memperbanyak ibadah di 10 hari terakhir

Rasulullah dan para sahabat mengkhususkan 10 hari terakhir untuk berdiam di dalam masjid, meninggalkan semua kesibukan duniawi. Mereka memperbanyak ibadah, dzikir dan berupaya meraih keutamaan malam seribu bulan, saat diturunkannya al-Qur’an.

Pada detik-detik terakhir menjelang usainya Ramadhan, mereka merasakan kesedihan mendalam karena harus berpisah dengan bulan mulia itu. Sebagian mereka bahkan menangis karena akan berpisah dengan bulan mulia. Ada juga yang berguman jika mereka dapat merasakan Ramadhan sepanjang tahun.

9. Tidak bermaksiat lagi setelah Ramadhan

Jangan memandang Idul Fitri dan selanjutnya sebagai hari “merdeka” dari penjara untuk kembali melakukan berbagai penyimpangan. Orang yang berpuasa dengan baik tentu tidak akan menyikapi Ramadhan sebagai kerangkeng.

10. Memelihara kesinambungan ibadah setelah Ramadhan

Amal-amal ibadah satu bulan Ramadhan, adalah bekal pasokan agar ruhani dan keimanan seseorang meningkat untuk menghadapi sebelas bulan setelahnya. Namun, orang akan gagal meraih keutamaan Ramadhan, saat ia tidak berupaya menghidupkan dan melestarikan amal-amal ibadah yang pernah ia jalankan dalam satu bulan itu.